Yang Mempengaruhi Harga Emas

Seringkali saya membeli Emas tidak pernah memperhatikan kondisi apapun. Kenapa? karena saya tidak mencari keuntungan harga sesaat dengan membeli Emas. Saya membeli Emas untuk Investasi jangka menengah – panjang (1 – 10 tahun). Dan yang terpenting bagi saya, membeli Emas itu TIDAk ADA RESIKONYA. Koq bisa? ya… Anda bisa lihat artikel saya sebelumnya… salah satu sifat dari Emas adalah Zero Inflation, jadi membeli Emas mau turun berapapun sebetulnya kita tidak pernah merugi. Buktinya? dari zaman Nabi Muhammad SAW sampai dengan saat ini 1 Dinar Koin Islam tetap mampu untuk membeli seekor kambing, tidak berubah selama 1400 tahun lebih…

Namun kalau kita amati, pergerakan naik/turunnya harga Emas memang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya:



Inflasi. Inflasi tidak pernah mengalahkan harga Emas, kenaikan harga Emas selalu di atas nilai Inflasi. Berbeda dengan bunga bank, bunga bank tidak akan pernah melibihi nilai inflasi. Bank akan merugi jika memberikan suku bunga tabungan melibihi nilai Inflasi. Biasanya pemerintah akan menentukan asumsi nilai Inflasi pada periode Anggaran yang sedang berjalan, nah apabila prediksi tersebut di tengah jalan berubah drastis menjadi lebih tinggi, maka harga Emas akan meroket naik.

Terjadi Krisis Financial. Setiap lima tahun biasanya terjadi krisis financial berskala kecil dan setiap sepuluh tahun krisis yang sama dalam skala yang lebih besar biasanya terulang. Disaat seperti ini timbul pula krisis kepercayaan, orang banyak yang tidak mau menyimpan surat berharga bahkan uang. Mereka kemudian mengalihkannya ke dalam bentuk Emas. Akibatnya harga Emas akan melonjak tinggi.

Kurs Dollar Menguat Tajam. Bagi kita di Indonesia ber-investasi Emas tampaknya merupakan sebuah keharusan. Kenapa? selain faktor harga Emas dunia yang terus menguat, faktor nilai rupiah terhadap dollar yang tidak pernah menguat membuat harga Emas di Indonesia terus naik. Perhatikan grafik perkembangan harga Emas Tahun 2008, ada hal yang menarik. Garis berwarna biru menunjukkan harga Emas terhadap Dollar, dan merah menunjukan harga Emas terhadap Rupiah. Perhatikan harga Emas Dunia terhadap Dollar pada bulan November 2008, terjadi penurunan… Tapi yang menarik adalah disaat yang sama harga Emas terhadap Rupiah justru mengalami kenaikan (warna merah). Koq bisa ya…? Coba perhatikan dan ingat ingat pada bulan November 2008 apa yang terjadi? Ya, ada lonjakan kurs Kurs Dollar terhadap Rupiah yang cukup signifikan saat itu. Jadi, walaupun di pasar dunia harga Emas menurut, seandainya kondisi Rupiah kita justru melemah banyak terhadap Dollar, maka harga Emas di pasaran Indonesia akan naik tajam.

Harga Minyak. Ada hal yang menarik antara harga Emas dan Harga Minyak Mentah. Apabila minyak dibeli dengan Emas, maka jumlah Emas yang dibutuhkan untuk membeli minyak relatif tidak berubah dari 60 tahun terahir ini (saya akan bahas khusus mengenai ini pada artikel terpisah). Jadi apabila terjadi kenaikan harga Minyak mentah dunia, maka harga Emas akan ikut naik. Semakin tinggi kenaikan harga minyak, maka harga Emas-pun akan meroket, dan tentunya akan diikuti oleh kenaikan harga Emas di pasar domestik.

Naiknya Permintaan Emas di Pasar Lokal. India dan China merupakan negara dengan permintaan Emas paling tinggi di dunia. Pada musim-musim tertentu seperti musim kawin di India, permintaan Emas di pasar lokal India menjadi sangat tinggi, dan karenanya dapat mempengaruhi permintaan Emas dunia. Hal ini biasanya terjadi pada bulan September, kemudian disusul dengan musim Natal di America dan Eropa, pada saat-saat seperti ini permintaan akan Emas terus meningkat yang menyebabkan harga Emas menjadi naik.